Jumat, 27 November 2009

Akhlak Tercela

Akhlak Tercela

Orang mencari kesenangan dan keberuntungan dalam kehidupan dunia pada zaman seka-rang beraneka ragam caranya, namun disayangkan pada umumnya mereka tidak mau tahu apakah yang dilakukan halal atau haram, yang penting berhasil dan memuaskan nafsunya Mereka selalu berfikir, bagaimana memuaskan kesenangan atau mencari keuntungan dengan mudah dan cepat tanpa jerih payah.

A. Mabuk-mabukan
1. Pengertian Mabuk-mabukan
Menurut KBBI, mabuk-mabukan diartikan membuat diri mabuk secara berlabih-lebihan sehingga hamper setiap malammembuat gaduh ataupun ricuh yang dapat mengga nggu kenyamanan lingkungan masyarakat.
Secara istilah mabuk-mabukan dapat diartikan sebagai aktivitas meminum,mema-kan, menghirup, ataupun menghisap secara berlebihan bahan-bahan (material) dalam jum lah tertentu dapat membuat pelakunya mabuk.

2. Bentuk Mabuk-mabukan
Mabuk-mabukan kebiasaan buruk yang dapat merusak masa depan umat manusia dan menjadi pintu gerbang munculnya berbagai perilaku keji dan mungkar yang dilaku-kan manusia. Agama Islam mengharamkan minuman keras sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah: 90-91 yang sebagai berikut:
: yang artinya
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.


3. Akibat Negatif Mabuk-mabukan
Semua minuman ataupun makanan yang beralkohol juga termasuk khamer. Istilah alakohol sebenarnya berasal dari kata Arab alkhul yang berarti saripati atau inti sari. Peng gunaan etanol dalam kehidupan sehari hari tidak berbahaya, tetapi tetap akan menyebab-kan kematian apabila masuk tubuh dalam keadaan murni dan jumlah tertentu.

Sudah diketahui umum bahwa semua miras itu jika diminum dalam jumlah yang cukup banyak bias membuat orang mabuk, bahkan jika diminum banyak sekali bisa ping-san dan tidak ingat akan lingkunganya, sedangkan untuk jangka panjangnya akan menye-babkan kerusakan organ fisik bagian dalam (jantung, paru-paru, ginjal, dan liver).

4. Upaya menghindari Mabuk-mabukan
Setiap orang berkewajiban untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari pe-nyakit yang disebabakan pengaruh mabuk-mabukan. Mabuk-mabukan itu dapat merusak mental seperti penyakit ingatan. Mabuk-mabukan yang sedah jelas dapat menggangu ke-setabilan jasmani dan rohani menjadi sebab hati seorang bertambah jauh dari mengingat Alloh, hati menjadi gelap dan keras sehingga mudah sekali berbuat apa yang menjadi lara ngan Alloh.

B. Berjudi
1. Pengertian Berjudi
Menurut KBBI, berjudi diartikan mempertaruhkan sejumlah uang atau harta diper mainan tebakan berdasarkan kebutuhan dengan tujuan menndapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar dari pada jumlah uang atau harta semula.
Dapat di simpulkan bahwa berjudi adalah suatu aktivitas yamg direncanakan atau pun tidak dengan melakukan dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan taruhan yang tidak dibenarkan,bagi yang menang diuntungkan dan yang kalah dirugikan.

2. Bentuk-bentuk Berjudi
Dadu
Kartu Remi
Lotre
Semua permainan yang melupakan ibadah
Menjual benda yang belum jelas
Menyabung Binatang
Permainan yang merusak badan

3. Akibat Negatif Berjudi
Menurut Ibnu Qotadah, pada zaman jahilyah pemain judi bertaruh dengan menye-rahkan istri dan hartanya. Ketika mereka kalah kemudian duduk termenung susah karena kehilangan istri dan hartanya pindah menjadi milik orang lain, akhirnya timbul permusu-han diantara orang yang bermain judi. Betapa besar bahaya perjudian bagi kehidupan pribadi dan social karena perjudian membawa akibat buruk bagi pelakunya.

4. Upaya Menghindari Berjudi
Menurut Ibnu Qoyim, apabila kita regu dalam memutuskan perkara, apakah perka ra ini haram atau haram, maka lihatlah dari aspek mudarat dan manfaatnya. Jika madarat nya lebih banyak, mustshil Alloh memerintahkan atau menghalalkanya.

C. Zina
1. Pengertian Berzina
Menurut KBBI, berzina diartikan perbuatan bersenggama antara laki-laki dengan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan. Berdasarkan pendapat berbagai ulama, zina adalah melakukan hubungan seksual antara laki-laki dengan perempuan yang bukan suami isteri dan bukan pula budaknya.

2. Bentuk-bentuk Berzina
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Zina Mukhson
Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah nikah secara sah. Hukumannya adalah dirajam.

Zina Ghoiru Mukhson
Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah. Hukumanya adalah didera.

Hukuman zina dapat dijatuhkan apabila pelakunnya sudah balig,dan berakal, per-buatan zinz dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa), dan pelakunya mengetahui bahwa zina merupakan perbuatan yang dilarang Alloh.

3. Akibat Negatif Berzina
Akibat yang paling fatal bagi semua orang yang berzina adalah akan terjangkitnya penyakit AIDS. Penyakit kelamin yang menyengsarakan fisik, mental, social. Secara fisik biologis, seseorang yang terinfeksi firus HIV akan kehilangan system kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara berlahan.
Sebenarnya, kalau dicermati hadis Rosululloh saw, berikut ini merupakan peringa tan keras bagi orang yang berperilaku menyimpang dan bahayanya berbuat zina.

“Apabila perbuatan zina (pelacuran, pergaulan bebas) sudah meluas di masyarakat dan dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa), maka infeksi dan penyhakit yang mematikan yang sebelumya tidak terdapat pada zaman nenek moyang akan menyebar di antara mereka.”




4. Upaya Menghindari Berzina
Sesungguhnya setiap keluarga harus menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga. Jangan sampai dalam kehidupan keluarga terdapat salah seorang dalam anggota keluara yang dengan leluasa melacurkan diri atau melakukan pergaulan bebas. Apabila dalam rumah tangga terdapat seorang remaja, maka harus dibina agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Setiap keluarga memiliki kewajiban untuk mencurahkan kasih sayang terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah.Dengan kasih sayang memadai,maka akan dapat mengarahkan setiap genarasi untuk konsisten menjaga dirinya dengan teguh. Setiap muslim berkewajiban menjaga akhlak islamiyah yang akan mengangkat harkat dan marta bat manusia di hadapan sesame dan sang Khalik.

C. Mencuri
1. Pengertian Mencuri
Menurut KBBI, mencuri diartikan mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah.biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Secara istilah ialah mengam- bil milik orang lain untuk dijadikan milik sendiri dengan cara yang tidak sah, baik menu-rut hokum agama maupun hokum adat.

2. Bentuk-bentuk Mencuri
Syariat Islam sangat melindungi hak perorangan, kelompok sampai merugikan Negara. Alloh telah menetapkan hukuman bagi pelakuv pencurian yang telah memenuhi ketentuan hokum,Firman Alloh swt sebagai berikut:

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan” bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi “Maha Bijaksana“
3. Akibat Negatif Mencuri
Mencuri sebagai perbuatan yang dilarang agama. Karena itu seorang yang terbuk-ti melakukan perbuatan mendapatkan hukuman di dunia dan di akhirat. Penentuan hukum ini menjadi peringatan bagi umat islam besar madarat yang ditimbulkan oleh perbuataan mencuri.
4. Upaya Menghindari Pencuri
Islam menanggulangi kasus masalah pencurian dengan cara mendidik dan mem-mersihkan jiwa manusia dengan akhlak yang luhur agar jangan memiliki hak orang lain.Di samping itu, Islam mengajak kaum muslimin agar giat bekerja mencari penghidu-pan, membenci pengangguran, dan mencela sifat kikir.

E. Konsumsi Narkoba

1. Pengertian Konsumsi Narkoba
Menurut KBBI, mengkonsumsi narkoba diartikan sebagai obat untuk menenang-kan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.

2. Bentuk-bentuk Konsumsi Narkoba

Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan yang bersifat patologis, yang berlangsung dalam jangka waktu tertentudan menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi social. Narkoba sangat membahayakan hidup manusia karena akan berpenga-ruh pada kondisi fisik dan mental emosional pendetita.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika telah dikemukakan berba gai jenis Narkotika yaitu sebagai berikut:

Islam tidak hanya mengharamkan narkoba, berbisnis narkoba juga diharamkan oleh agama Islam, sekalipun itu dilakukan dengan orang nonmuslim. Sejaka lima belas abad silam, Rosululloh saw telah memperingatkan bahaya narkoba ataupun miras bagi kelangsungan hidup manusia. Pada zaman moderen ini telah banyak dokter dan para ahli telah melakukan penelitian secara cermat dan mengakui kebe naran bahwa khamer sama sekali tidak boleh digunakan sebagai obat karena bisa menimbulkan berbagai kerusakan pada fisik maupun pada jiwa manusia.

Ulama sepaham bahwa tiap-tiap barang yang haram boleh digunakan pada suatu kondisi dan situasi yang benar-benar darurat (terpaksa), namun yang boleh digunakan itu hanya seperlinya saja, tidak boleh melebihi batas ketentuan, apalagi berlebihan.

Tasawuf

TASAWUF


Tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat bersatu dengan Roh Tuhan. Filsafat yang menjadi dasar pendekatan diri itu adalah, pertama, Tuhan bersifat rohani, maka bagian yang dapat mendekatkan diri dengan Tuhan adalah roh, bukan jasadnya. Kedua, Tuhan adalah Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk mendekatiNya adalah roh yang suci. Tasawuf adalah ilmu yang membahas masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui penyucian rohnya.

ASAL KATA SUFI

Tidak mengherankan kalau kata sufi dan tasawuf dikaitkan dengan kata-kata Arab yang mengandung arti suci. Penulis-penulis banyak mengaitkannya dengan kata:

1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang yang disucikan. Dan memang, kaum sufi banyak berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak melaksanakan ibadat, terutama salat dan puasa.

2. Saf (baris). Yang dimaksud saf di sini ialah baris pertama dalam salat di mesjid. Saf pertama ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke mesjid dan banyak membaca ayat-ayat al-Qur'an dan berdzikir sebelum waktu salat datang. Orang-orang seperti ini adalah yang berusaha membersihkan diri dan dekat dengan Tuhan.

3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi ke Madinah dengan meninggalkan harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskin, tinggal di Mesjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah, (pelana) sebagai bantal. Ahl al-Suffah, sungguhpun tak mempunyai apa-apa, berhati baik serta mulia dan tidak mementingkan dunia. Inilah pula sifat-sifat kaum sufi.

4. Sophos (bahasa Yunani yang masuk kedalam filsafat Islam) yang berarti hikmat, dan kaum sufi pula yang tahu hikmat. Pendapat ini memang banyak yang menolak, karena kata sophos telah masuk kedalam kata falsafat dalam bahasa Arab, dan ditulis dengan sin dan bukan dengan shad seperti yang terdapat dalam kata tasawuf.

5. Suf (kain wol). Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta kemiskinan dan kejauhan dari dunia.

Diantara semua pendapat itu, pendapat terakhir inilah yang banyak diterima sebagai asal kata sufi. Jadi, sufi adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari dunia materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani. Orang yang pertama memakai kata sufi kelihatannya Abu Hasyim al-Kufi di Irak (w.150 H).

ASAL-USUL TASAWUF

Karena tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar.

Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari dunia ramai, walaupun untuk sementara, berhati baik, pemurah dan suka menolong.

Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci. Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada fllsafat serta ilmu pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi juga demikian. Roh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu berasal dari alam rohani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat dalam tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Suci, roh yang telah kotor itu dibersihkan dulu melalui ibadat yang banyak.

Masih dari filsafat Yunani, pengaruh itu dikaitkan dengan filsafat emanasi Plotinus. Roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh yang masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha membersihkan diri melalui reinkarnasi. Kalau sudah bersih, ia dapat mendekatkan diri dengan Tuhan sampai ke tingkat bersatu dengan Dia di bumi ini.

Paham penyucian diri melalui reinkarnasi tak terdapat dalam ajaran tasawuf. Paham itu memang bertentangan dengan ajaran al-Qur'an bahwa roh, sesudah tubuh mati tidak akan kembali ke hidup serupa di bumi. Sesudah bercerai dengan tubuh, roh pergi ke alam barzah menunggu datangnya hari perhitungan. Tapi, konsep Plotinus tentang bersatunya roh dengan Tuhan di dunia ini, memang terdapat dalam tasawuf Islam.

Dari agama Buddha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat dicapai dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri. Ajaran menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangkan pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad, yaitu persatuan roh manusia dengan roh Tuhan.

Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti-bukti historis. Dalam kaitan ini timbul pertanyaan: sekiranya ajaran-ajaran tersebut diatas tidak ada, tidakkah mungkin tasawuf timbul dari dalam diri Islam sendiri?

Hakekat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut al-Qur'an dan Hadits. Ayat 186 dari surat al-Baqarah mengatakan, "Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggil."

Kaum sufi mengartikan do'a disini bukan berdo'a, tetapi berseru, agar Tuhan mengabulkan seruannya untuk melihat Tuhan dan berada dekat kepada-Nya. Dengan kata lain, ia berseru agar Tuhan membuka hijab dan menampakkan diri-Nya kepada yang berseru. Tentang dekatnya Tuhan, digambarkan oleh ayat berikut, "Timur dan Barat kepunyaan Tuhan, maka kemana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan" (QS. al-Baqarah 115). Ayat ini mengandung arti bahwa dimana saja Tuhan dapat dijumpai. Tuhan dekat dan sufi tak perlu pergi jauh, untuk menjumpainya.

Ayat berikut menggambarkan lebih lanjut betapa dekatnya Tuhan dengan manusia, "Telah Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Dan Kami lebih dekat dengan manusia daripada pembuluh darah yang ada di lehernya (QS. Qaf 16). Ayat ini menggambarkan Tuhan berada bukan diluar diri manusia, tetapi di dalam diri manusia sendiri. Karena itu hadis mengatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya."

Untuk mencari Tuhan, sufi tak perlu pergi jauh; cukup ia masuk kedalam dirinya dan Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Dalam konteks inilah ayat berikut dipahami kaum sufi, "Bukanlah kamu yang membunuh mereka, tapi Allah-lah yang membunuh dan bukanlah engkau yang melontarkan ketika engkau lontarkan (pasir) tapi Allah-lah yang melontarkannya (QS. al-Anfal 17).

Disini, sufi melihat persatuan manusia dengan Tuhan. Perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan. Bahwa Tuhan dekat bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada makhluk lain sebagaimana dijelaskan hadis berikut, "Pada mulanya Aku adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal. Maka Kuciptakan makhluk, dan melalui mereka Aku-pun dikenal."

Disini terdapat paham bahwa Tuhan dan makhluk bersatu, dan bukan manusia saja yang bersatu dengan Tuhan. Kalau ayat-ayat diatas mengandung arti ittihad, persatuan manusia dengan Tuhan, hadits terakhir ini mengandung konsep wahdat al-wujud, kesatuan wujud makhluk dengan Tuhan.

Demikianlah ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi menggambarkan betapa dekatnya Tuhan kepada manusia dan juga kepada makhluk-Nya yang lain. Gambaran serupa ini tidak memerlukan pengaruh dari luar agar seorang muslim dapat merasakan kedekatan Tuhan itu. Dengan khusuk dan banyak beribadat ia akan merasakan kedekatan Tuhan, lalu melihat Tuhan dengan mata hatinya dan akhirnya mengalami persatuan rohnya dengan roh Tuhan; dan inilah hakikat tasawuf.
Contoh Paham

Berikut contoh paham Sufi atau paham tasauf :
[sunting] Paham Kesatuan Wujud

Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:

“...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)”

Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam sholat karena sholat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.

Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai paham manunggaling kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.

Syari'at dalam perspektif faham tasawuf ada yang menggambarkannya dalam bagan Empat Tingkatan Spiritual Umum dalam Islam, syariat, tariqah atau tarekat, hakikat. Tingkatan keempat, ma'rifat, yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari kempat tingkatan spiritual tersebut.

Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil mencapai tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai contoh, jika seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) tarekat, hal ini tidak berarti bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami hakikat, maka ia tetap melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan syariat dan tarekat.

Selasa, 24 November 2009

Akhlak Dalam Pergaulan Remaja

Akhlak Dalam Pergaulan Remaja

Masa remaja merupakan masa persiapan untuk menjadi dewasa yang matang dan sehat. Masa ini biasanya diikuti keguncangan emosi, kebimbangan dalam mencari pegang an hidup, serta kesibukan mencari bekal pengetahuandan kepandaian untuk menjadi senja ta pada usia dewasa.

A. Pengertian Masa Remaja
Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri, sebelum memasuki masa rema ja, seorang anak akan memasuki masa peralihan antara usia 9-13 tahun. Masa ini juga dikenal dengan masa puberitas. Pada masa puberitas, setiap orang memiliki dorongan kuat untuk mengaktualisasikan diri menurut jenis kelamin untuk mendapatkan pengakuan sebagai penegasan identitas diri. Secara fisik masa remaja (12-13) tahun sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat pesat.
B. Perkembangan Emosi Masa Remaja
Produksi hormone dan keadaan hormon yang meningkat akan menyebabkan labil nya emosi remaja. Akibatnya, banyak terjadi gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan yang melanda remaja.

C. Nilai Negatif Pergaulan Remaja
Remaja yang pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dari dalam itu jika dihadap kan pula pada dunia luar dan lingkungan yang kurang serasi, penuh kontradiksi serta penuh ketidakstabilan. Akibatnya, mereka akan mudah jatuh pada kesengsaraan batin, hi- dup dalam kecemasan, ketidak pastian, dan kebingungan. Hal seperti ini telah menyebab-kan remaja-remaja jatuh pada kelainan kelakuan yang membahayakan bagi dirinya sendiri atau orang lain.

Setiap remaja harus mewaspadai perilaku negative berikut:
Suka keluyuran,menghabiskan waktu tanpa agenda yang jelas
Bermalas-malasan dan suka menunda atau meringankan pekerjaan
Tagu-ragu dan cenderung bimbang menghadapi kehidupan
Sering mengecilkan kemampuan dan potensi diri sendiri
Mementingkan bermain ataupun santai dari pada belajar
Mudah larit dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan

D. Akhlak dalam Pergaulan Remaja
Dalam pergaulan sehari-hari di tengah masyarakat seorang remaja harus memiliki pegangan yang kukuh. Di antara prinsip-prinsip yang harus dikembangkan adalah:

Mampu mengontrol dan membawa diri dalam semua situasi
Mencari kawan yang baik dan dapat memotivasi untuk mengembangkan potensi
Mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap semua tugas yang diemban dan sehingga dapat mempersiapkan masa depan yang gemilang.
Tidak mudah larut dalam kesenangan dan pergaulan yang bebas karena kebiasaan ini akan menguras segala kemampuan dan dapat menghancurkan masa depan.

Secara factual harus diakui bahwa dalam kehidupan remaja terdapat beberapa hal khusus yang perlu mendapat perhatian. Di samping ketentuan umum tentang hubu ngan bermasyarakat, beberapa hal khusus itu antara lain:

Mengucapkan dan menjawab salam
Berjabat tangan
Kkalawat (berdua-duaan antara pria dan wanita)
Mencari teman yang baik

E. Membiasakan Akhlak Remaja
Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang bertakwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat yang ter-tinggi. Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang muslim dihari kiamat nanti dari pada akhlak yang baik.

Akhlak Terpuji

Akhlak Terpuji

Akhlak yang mulia adalah menjadi matlamat asasi bagi risalah Islam. Ini telah dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam hadithnya :

"إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق"

"Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk mnyempurnakan akhlak manusia"(Hadith sohih yang diriwayatkan oleh Malik, Ahmad, Hakim, At-Tabarani dan Bukhari dalam "Al-Adab Al-Mufrad" daripada Abu Hurairah)
Firman Allah swt yang bermaksud :"Orang-orang yang kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh membuat yang maaruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan kepada Allah kembali segala urusan"(Al-Hajj: 41)
Akhlak yang mulia adalah tanda dan hasil daripada iman yang sebenar. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai akhlak. Inilah yang dibayangkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya sewaktu beliau ditanya "Apakah Deen itu?" beliau menjawab dengan sabdanya :

"حسن الخلق"

Baginda juga pernah ditanya "Apakah kecelakaan itu?" Baginda menjawab dengan sabdanya :

"سوء الخلق"

Akhlak juga merupakan amalan yang paling berat yang diletakkan dalam neraca timbangan bagi setiap hamba di hari pembalasan kelak. Sesiapa yang rosak akhlaknya dan buruk amalannya tidak akan dipercepatkan hisab.

Rasulullah saw telah bersabda :" Tidak ada satu perkara paling berat yang diletakkan dalam neraca hamba pada hari kiamat kelak lebih dari akhlak yang mulia "(Hadith riwayat Abu Daud dan Tirmizi daripada Abu Darda- Hadith Hassan Sohih)
Dalam Islam akhlak merupakan intipati bagi segala ibadah. Tanpa akhlak ibadah hanyalah merupakan adat resam dan gerak laku yang tidak mempunyai nilai dan faedah. Berhubung dengan solat umpamanya Allah swt berfirman :

"إن الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر"
"Sesungguhnya solat itu mencegah dari perkara jahat dan mungkar "(Al-Ankabut :45)

Rasulullah saw bersabda :
" Sesiapa yang tidak dapat dihalang oleh solatnya daripada melakukan perkara jahat dan mungkar, beliau adalah bertambah jauh dari Allah swt"

Oleh yang demikian, kita selaku generasi pewaris para An-biya' seharusnya memastikan akhlak yang ada pada diri kita merupakan akhlak seorang muslim yang sejati. Sepertimana apa yang telah digariskan oleh Ustaz Fathi yakan dalam kitabnya :-Bersifat warak dari melakukan perkara-perkara syubha.

Kita perlu menjauhkan diri kita dari perkara-perkara yang meragukan akan halal dan haramnya supaya tidak terjebak dengan perkara syubha. Rasulullah saw telah bersabda " Barangsiapa yang menjauhi syubha bererti beliau telah membersihkan agamanya dan kehormatannya, barangsiapa yang terjatuh ke dalam perkara syubha bererti beliau telah jatuh ke dalam perkara yang haram."

-Menundukkan pandangan. Sentiasa menjaga pandangan dari perkara yang di haramkan oleh Allah swt, kerana dengan pandangan itu akan menimbulkan syahawat dan mendorong manusia ke lembah maksiat dan dosa.

-Memelihara lidah. Lidah perlu dipelihara daripada perkataan yang kotor, dan kalimah-kalimah yang keji. Kerana lidah badan binasa, kerana lidah putus saudara, kerana lidah kita mendapat dosa, dan kerana lidah juga kita mendapat manfaat, kerana lidah kita mendapat pahala. Oleh itu peliharalah lidah dan percakapan dari perkara yang dimurkai oleh Allah swt. Rasulullah saw telah bersabda : "Orang yang beriman itu bukanlah orang yang suka menuduh, suka melaknat, suka bercakap kotor dan keji"

-Malu. Malu adalah cabang daripada Iman. Namun malu kita mestilah bertempat. Malu tidak menghalang kita untuk berkata benar. Dalam hubungan sifat malu ini ulamak telah mengatakan :"Sifat malu pada hakikatnya ialah suatu sifat yang mendorong seseorang meninggalkan perkara yang buruk dan menghalang diri daripada mencuaikan hak orang lain".

-Lemah lembut dan Sabar. Membawa amal islami bukan suatu perkara yang mudah dan ia menuntut kepada kesabaran, kerana dakwah kepada amal islami penuh dengan perkara-perkara yang tidak digemari, memerlukan mujahadah, kesusahan, keperitan penindasan, tuduhan-tuduhan. Semua perkara ini menuntut kepada kita sifat lemah lembut dan bersabar.

-Bersifat benar dan Jujur. Sabda Rasulullah saw :" Sesungguhnya sifat benar itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kesyurga dan seseorang itu akan terus bersifat benar sehinggalah beliau ditulis di sisi Allah sebagai orang yang bersifat benar. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang itu akan terus berdusta sehinggalah beliau ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta". (Hadith riwayat Bukhari dan Muslim)

-Tawaduk. Islam tidak menilai pangkat, darjat, kedudukan, dan kekayaan. Tidak ada yang membezakankan manusia itu melainkan ketaqwaan mereka kepada Allah swt. Rasulullah saw sentiasa meminta dijauhkan daripada sifat takabbur dan rasa berbangga diri. Rasulullah saw telah bersabda : "Tidak akan di masukkan syurga orang yang ada di dalam hatinya terdapat sebesar zarrah sifat takabbur " – Hadith riwayat Muslim.
-Menjauhi Perbuatan sangka Buruk, Mengumpat, Menjejak keburukan orang lain. Firman Allah swt yang bermaksud :" Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan prasangka buruk, sesungguhnya sebahagian dari prasangka buruk itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang daripada kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati, maka tentunya kamu merasa jijik dan bertaqwalahh kepada Allah swt, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang". (Al-Hujurat :12)

-Pemurah. Diantara cara yang dapat mendedahkan kebakhilan seseorang itu ialah dengan caranya membelanjakan wang ringgit. Berapa banyak pangkat dan cita-cita telah runtuh dan hancur kerana kerakusan kepada kebendaan. Kita seharusnya sentiasa bersifat pemurah dan saling menginfakkan harta benda kejalan Allah swt.

-Qudwah Hasanah. Segala tindak tanduk kita mestilah menjadi terjemahan kepada prinsip-prinsip Islam, baik dalam adab tata tertibnya, makannya, minumnya, pertuturannya, pakaiannya, dan mungkin juga seluruh gerak gerinya berlandaskan Islam.Semoga sifat akhlak yang telah digariskan ini kita dapat wujud dan hayati bersama untuk kita jelmakan dalam diri kita dan seterusnya menjadi fardu muslim yang benar-benar berakhlak dengan akhlak islam yang sejati.